Pages

Subscribe:

Er Khaulah Al Zahro

.

Minggu, 31 Juli 2011

Amalan-Amalan Sunnah Pada Bulan Ramadhan

Ikhwan wa Akhwat yang dimuliakan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala, sebentar lagi tinggal menunggu hitungan jam, tamu agung bulan Ramadhan akan segera datang menyapa kita. Bahkan mungkin di belahan bumi sana seperti Indonesia sudah memasukinya. Seluruh ummat muslim dari segala penjuru dunia serentak berbondong-bondong menyambut kedatangannya dengan menghidupkan suasana yang penuh rahmat, barakah dan maghfirah. Ramadhan merupakan pesta ibadah bagi umat Islam serta momen yang tepat untuk kita lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta, Alloh Azza wa Jalla.
Lantas persiapan apakah yang sudah kita lakukan sebagai umat Islam untuk menyambutnya? Sudahkah kita tahu amalan-amalan yang dianjurkan untuk kita lakukan pada bulan Ramadhan? Sungguh bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi kita untuk mengisi rekening kebajikan kita dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya di sisi Alloh. Karena pada bulan ini pahala ibadah sunnah dilipatkan menjadi pahala wajib dan pahala ibadah wajib dilipatkan menjadi tujuh puluh kali lipat, subhanalloh.
Hal ini sebagaimana sabda Rasululloh saw: “Barang siapa yang
melaksanakan amalan sunnah pada bulan Ramadhan, maka pahalanya sama
dengan pahala melaksanakan ibadah wajib pada bulan selain Ramadhan.
Dan barang siapa yang melaksanakan ibadah wajib pada bulan Ramadhan,
maka pahalanya sama dengan pahala yang melaksanakan tujuh puluh ibadah
wajib pada bulan selain Ramadhan”
 (HR. Baihaki).
Maka sudahlah wajar kalau para sahabat pernah mengharap seandainya seluruh bulan dalam setahun adalah semuanya bulan Ramadhan. Teladan kita Rasululloh SAW ketika datang bulan Ramadhan beliau memberi kabar gembira kepada para sahabatnya.
عَنْ أََبَِِِي هُرَيْرَةََ رَضِي اللهُ عَنْهُ ، قالَ : ( كانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى اللهُ عليه وَسَلّمَ يُبَشِّرُ أصْحابَهُ يقولُ : قَدْ جاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضانَ شَهْرٌ مُبارَكٌ كَتَبَ اللهُ عليكم صِيامَهُ ، فيهِ تُفْتَحُ أََبوابُ الجَنّةِ ، وتُغْلَقُ فِيهِ أبْوابُ الجَحِيْمِ ، وتُغَلُّ فِيه الشَياطينُ فيه لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَها فَقَدْ حُرِمْ) رواه أحمد والنسائي
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Alloh mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad dan an-Nasa`i).
Demikian adalah amalan-amalan sunnahnya:
1. Bersahur dan menyegerakan berbuka
Rasululloh SAW bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mengawali berbuka puasa dengan kurma, atau manis-manisan kalau tidak ada maka dengan minum air. ” Rasululloh saw berbuka dengan rutbaat (kurma segar) sebelum beliau shalat, apabila tidak ada maka dengan beberapa tamar (kurma) dan apabila tidak ada, beliau meminum air. (HR Abu Dawud, Hakim dan menshahihkannya serta Tirmidzi meng-hasankannya). Lihat kitab fiqhus sunnah terbitan al Fathul I’lam al Araby, hal: 521.
2. Membaca Al Qur’an
Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan apapun itu kesibukan dan profesinya. Alqu’an merupakan dusturuna undang-undang kita sebagai ummat Muhammad saw. Maka seyogyanya kita tidak pernah melupakannya untuk membacanya setiap hari, karena al-Qur’an dapat memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat. Rasululloh bersabda :
اقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي  يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya” (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.
Ada pemandangan yang sangat menarik yang saya perhatikan selama saya berada di Kairo, dimana saya sering menemukan orang-orang membaca al Qur’an di jalan-jalan umum, bus, mall-mall bahkan terminal. Tidak jarang juga para eksekutif meluangkan waktunya untuk membaca al Qur’an di kantor. Sebuah pemandangan yang bagi saya sangat mengharukan sekali dan membuat hati berdebat-debar. Suasana ruhiah seperti ini belum pernah saya temukan di Indonesia, bahkan di Saudi sekalipun saya belum pernah melihat orang-orang yang sedang bergelantungan di dalam bus yang penuh sesak dan masih menyempatkan diri membaca al Qur’an. Subhanallohu wal hamdulillah wa laa ilaha illallohu wallohu akbar.
Rasululloh selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:
وَلاَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى يُصْبِحَ وَلاَ صَامَ شَهْرًا كَامِلاً غَيْرَ رَمَضَانَ وَلاَ أَعْلَمُ نَبِيَّ الله ِقَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِى لَيْلَةٍ
“Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah  membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan.” HR. Ahmad.
Dalam hadits Ibnu Abbas  yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan   bahwa Rasulullah melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril di setiap bulan Ramadhan.
3. Shalat tarawih berjamaah
Shalat Tarawih disyariatkan berdasarkan hadits Aisyar radhiyallahu anha, ia berkata: “Sesungguhnya Rasululloh keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau.  Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasululloh hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda,
“Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah sama bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya.” Rasululloh wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
4. Menghidupkan qiyamul lail
Para ulama salaf selalu mencari kesempatan untuk menghidupkan malamnya dengan shalat dan membaca Al-Quran sehingga tersentuh jiwanya. Dan apabila membaca ayat yang menerangkan kabar gembira, hatinya terselip harapan yang menggebu-gebu seolah apa yang di janjikan itu ada di pelupuk matanya. Sebaliknya, apabila membaca ayat Al-Qur’an yang menerangkan ancaman maka hati dan kedua telinganya terasa terbius, seolah dahsyatnya suara api neraka berada di ujung telinganya, lalu mereka pun meletakkan keningnya di atas bumi sambil memohon kepada Allah agar dijauhkan dari pedihnya api neraka dan meminta pertolongan agar diberi kemenangan atas musuh-musuhnya.
Dari Abu Hurairah r.a:”Kemuliaan seorang mu’min teletak pada solatnya yang ia dirikan di tengah malam dan kehormatannya terletak pada ketidak-tergantungannnya terhadap orang lain”. Dari Mughirah r.a, Rasulullah s.a.w selalu bangun tengah malam melaksanakan solat malam hingga bengkak kedua telapak kakinya”.
5. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa sangat dianjurkan oleh Islam, meski hanya dengan memberinya segenggam kurma, memberi minum orang puasa yang sedang dalam perjalanan ataupun memberi buka puasa dengan sebungkus nasi kucing kepada orang-orang yang membutuhkan untuk berbuka.
Anjuran memberi buka puasa atau tafthir shaim ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
” Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (Bukhari Muslim)
6. Bersedekah
Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan paling dermawannya beliau adalah di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.”(HR Tirmidzi)
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ, وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِى رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ
“Rasulullah adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibrimenemui beliau” (HR. al-Bukhari).
7. Memperbanyak doa
“Ada tiga orang yang tidak ditolak do’a mereka: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil dan do’anya orang yang teraniaya“. (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majjah dan Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan).
“Tiga do’a yang tidak akan ditolak, do’a orang tua terhadap anak nya, do’a orang yang sedang berpuasa, dan do’a orang yang sedang dalam perjalanan.” (Kitab Silsilah ash-Shahiihah no 1797)
8. I`tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Orang yang beri’tikaf akan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya,  hingga kecintaannya semata hanya kepada Alloh SWT, mengalahkan kecintaannya kepada selain Alloh. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Alloh SWT.
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw selalu beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasululloh selepas kematiannya” (Bukhari Muslim).
9. Melaksanakan ibadah umrah
salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang berbunyi:
عُمْرَةٌ فِى رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji.”
Demikianlah amalan-amalan sunnah pada bulan Ramadhan, semoga kita bisa melewati hari-harinya dengan beribadah, dan bisa melaksanakan sunnah-sunnah yang dianjurkan oleh Rasululloh saw. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar